Ditengah Dualisme, Martinus Lembe Mere Dilantik Sebagai Ketua IKF-NTT Kota Sorong
Kapabar – Dengan disaksikan oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan dan para Kepala Suku di Kota Sorong, Martinus Lembe Mere resmi menjadi Ketua Terpilih Ikatan Keluarga Flobamora Nusa Tenggara Timur (IKF-NTT) Kota Sorong, melalui proses pelantikan di Swiswbell Hotel Kota Sorong Sabtu (27/3).
Martinus resmi terpilih sebagai Ketua IKF-NTT Kota Sorong periode 2021-2025, setelah terpilih dalam Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub), beberapa waktu yang lalu.
Dilantiknya Martinus sebagai Ketua IKF-NTT memang sempat menuai polemik, dimana sebelumnya Syafruddin Sabonama juga telah dilantik sebagai Ketua IKF NTT Kota Sorong periode 2020-2025. Dualisme dalam kepengurusan Ikatan Keluarga Flobamora Nusa Tenggara Timur (IKF-NTT) Kota Sorong, ditengarai menjadi penyebab dua sosok ini dilantik sebagai pemegang jabatan yang sama.
Diakui Martinus Lembe Mere, IKF Kota Sorong saat ini, sedang mengalami dinamika organisasi yang mengarah pada tuntutan, lunturnya nilai kekeluargaan dan dapat menimbulkan perpecahan. Dimana menurutnya, semangat demokrasi dalam pengambilan keputusan menjadi hilang, penghormatan terhadap suara orang tua yang merupakan kearifan lokal orang NTT telah diselesaikan dan nilai persatuan persaudaraan dalam kesatuan flobamora, tidak lagi menjadi tujuan utama.
“Menurut pandangan saya, ini dilatarbelakangi oleh adanya keseimbangan intelektual, sikap menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan dan sikap monopoli kebenaran. Hal ini yang harus kita buang jauh-jauh dari kehidupan anak-anak Flobamora di Tanah Malamoi. Nilai kekeluargaan harus menjadi pedoman utama dan menjadi roh, yang menghidupkan orang NTT yang saat ini ada di tanah malamoi. Nilai kekeluargaan merupakan nilai luhur yang menjadi landasan hadirnya Flobamora di Kota Sorong,” kata Martinus.
Dalam sambutannya, Martinus juga mengatakan bahwa prosesi pelantikan dirinya merupakan langkah sukses pertama, dalam proses penyelamatan Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong dari potensi kehancuran, akibat dinamika organisasi yang mengarah pada hilangnya rasa persaudaraan di kalangan orang NTT di tanah Malamoi. Lanjutnya, pelantikan tersebut juga menjadi langkah awal perjalanan panjang IKF-NTT Kota Sorong dalam upaya pencapaian visi misi, untuk menjadikan Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong sebagai tempat ikatan persaudaraan dan pelestarian budaya NTT, serta sarana penyalur aspirasi orang NTT yang ada di Kota Sorong.
Dijelaskan Martinus, pihaknya saat ini juga sedang berupaya menyatukan seluruh diaspora orang NTT yang ada di tanah Malamoi, untuk memantapkan motivasi menyatukan visi misi dan menyetarakan gerak langkah, dalam karya pengabdian di tanah Malamoi sebagai tanah damai, dengan selalu berpedoman pada jati diri sebagai anak tanah Flobamora.
Ditambahkan Martinus, IKF-NTT Kota Sorong merupakan bagian yang tak terpisahkan dari berbagai suku dan budaya, yang terlibat dalam perkembangan pembangunan di tanah Malamoi. Karenanya sambung Martinus IKF-NTT yang didampingi oleh Pemerintah Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat, akan terus melangkah maju kedepan.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan berharap agar Ketua dan Pengurus IKF-NTT periode 2021-2025 yang baru dilantik, dapat menjadi contoh keberagaman serta sebagai sumber inspirasi pemersatu bangsa dan suku-suku yang ada di Papua Barat.
“Diharapkan peran aktif dari masyarakat flobamora yang berada di kota sorong, untuk lebih nyata menunjukkan karya-karyanya dalam mendukung program pemerintah. Demi kemajuan kita bersama, kepada pengurus yang dilantik saya harapkan agar tidak meninggalkan budaya dan sedapat mungkin ikut membangun daerah di mana berada. Sehingga jika ada konflik internal dan eksternal, maka melalui wadah ini semua persoalan dapat diselesaikan sesuai dengan adat masing-masing,” harap gubernur.
Gubernur juga mengutarakan harapannya yang menginginkan agar sinergitas Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kerukunan Ikatan Keluarga Flobamora NTT Provinsi Papua Barat serta IKF Kabupaten dan Kota, dapat diperkokoh dan menjaga kebersamaan. “Sebagai provinsi yang majemuk, semua pihak harus saling bahu-membahu dan berdiri tegar untuk mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan toleransi, serta kemajemukan yang telah dilakukan oleh para leluhur dahulu,” kata gubernur.
Pada kesempatan yang sama, Ketua terpilih IKF-NTT Papua Barat Clinton Tallo mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengab kedua bela pihak. Meskipun diakui Clinton, sampai saat ini belum temukan kesepahaman, yang berujung pada terjadinya dualisme kepengurusan IKF-NTT Kota Sorong yang diketuai oleh Syafruddin Sabonama Riantoby dengan dukungan oleh 7 tungku dan kepengurusan IKF-NTT Kota Sorong oleh Martinus Lende Mere dengan dukungan dari 14 tungku.
“Walaupun belum dilantik, saya adalah ketua terpilih IKF-NTT Papua Barat. Jadi terkait dualisme ini, akan segera kita lakukan konsolidasi lagi, karena kedua kubu masih tetap mempertahankan kepengurusan masing-masing. Tapi kembali lagi, sesuai AD/ART organisasi, kami hanya akan mengakui 1 kepengurusan saja,” tuntas Clinton.*HMF