Keluarkan BEM yang Lakukan Aksi Demo, PA GMNI Kecam dan Beri Peringatan Universitas Victory
Kapabar – Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Papua Barat, Yoseph Titirlolobi mengecam sikap Universtias Victory Sorong yang tidak dapat menerima demokrasi, dengan mengeluarkan mahasiswa sekaligus Ketua BEM yang sebelumnya melakukan aksi demo di dalam kampus.
“Kami akan mendampingi mahasiswa ini untuk mengambil langkah hukum, itu sudah pasti,” tegas Yosep.
Tidak hanya itu kata Yoseph, pihaknya akan melakukan mendalami info yang mengatakan bahwa pihak kampus telah melakukan diskriminasi dan upaya-upaya, agar mahasiswa tidak ambil bagian dalam demo yang memperjuangkan keadilan bagi teman mereka, yang diduga mengalami pelecehan dan tindak kekerasan dari salah satu oknum dosen.
“Saya kembali ingatkan agar Universitas Victory Sorong untuk berhati-hati dalam hal ini. Apalagi jika salah satu mahasiswa yang dikeluarkan adalah kader GMNI atau cipayung, saya yang akan turun langsung menghadap rektornya,” ujar Yosep.
Dalam wawancaranya Yoseph juga menyesalkan Universitas Victory terkesan anti kritik, dimana menurutnya kritik dari mahasiswa adalah hal yang penting demi evaluasi serta kemajuan kampus itu kedepan.
“Kalau ada aksi demo, berarti ada kesalahan atau ketimpangan di dalam kampus itu sendiri, jadi tidak boleh dilarang, harus diajak diskusi. Ini saya kasih tau yah, Kampus Besar seperti Universitas Indonesia, Trisakti, sampai UGM saja didemo loh, tapi apa ada mahasiswanya yang dikeluarkan? Jangankan universitas, seorang presiden saja didemo loh,” jelas Yoseph.
Menurut Yoseph, saat ini dirinya sedang mengikuti perkembangan dari proses hukum dari dugaan pelecehan seksual dan tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum dosen di Universitas Victory Sorong. Sambung Yoseph, kalaupun terbukti benar, dirinya akan mengawal proses pemecatan dan pidana yang dilakukan oknum dosen tersebut.
“Oknum guru yang terbukti melakukan kekerasan terhadap siswanya saja langsung dicopot dan dipidanakan, apalagi seorang dosen. Makanya saya ingatkan Universitas Victory untuk tidak main-main dengan hal ini,” tandas Yoseph.*AZS
