Sorotan

Jevries : Stevanus Meninggal Murni Karena Laka Tunggal

Kapabar – Berdasarkan berita salah satu media di Kota Sorong yang menyebutkan Stevanus Frabuku (16) siswa SMA Presiden jurusan Akmil meninggal dunia akibat diduga dibunuh oleh teman dekatnya berinisial J (16) ditanggapi langsung oleh ayah dari J, Jevries N Kewetare.

Dihadapan awak media, di salah satu cafe di Kota Sorong, Jumat (27/1) Jevries Kewetare mengatakan kalau berita yang dimuat pada Minggu, 22 Januari 2023 itu tidak benar adanya. “Disini saya mengklarifikasi dan menjelaskan sedikit terkait adanya dugaan teman dekat koran yang melakukan kekerasan hingga merenggut nyawa korban,” kata Jevries.

Dijelaskan Jevries, sesungguhnya penyebab meninggalnya korban itu bukan karena tindakan kekerasan atau pembunuhan, melainkan karena murni laka tunggal di Jalan Inspeksi, Kalimalang, Bekasi.

Terkait kejadian ini, lanjut Jevries, sudah ada dua orang saksi yang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian setempat, yakni Gres yang merupakan kakak dari AS, saksi yang saat itu berboncengan dengan korban dan J.

“Dalam penjelasan kepada pihak kepolisian yang tertuang dalam berita acara pada tanggal 19 Januari 2023, mereka pergi mencari makan pada tengah malam pukul 04.00 WIB ke arah Kalimalang dan terjadi kecelakaan tunggal,” terang Jevries.

Menurut saksi terang Jevries, sebelum terjadi kecelakaan, korban berboncengan dengan temannya yang berinisial AS menggunakan sepeda motor, sedangkan J mengikuti dari belakang berjalan secara beriringan.

“Cuaca malam itu hujan dan jalanan licin, sehingga terjadi kecelakaan atau laka tunggal yang membuat korban dan AS menabrak pembatas jalan. Dalam laka tunggal itu korban yang mengendarai motor mengalami luka cukup serius. Sedangkan AS tepental jauh, tetapi tidak mengalami luka serius,” bebernya.

Lanjut Jevries, menyadari kedua temannya kecelakaan, J datang menghampiri dan menahan kendaraan yang waktu itu sedang melintas, sebelum akhirnya membawa korban ke RS. Siloam Lippo Cikarang.

“Saat itu AS masih dalam keadaan sadar, Tetap korban sudah tidak sadarkan diri karena mungkin lukanya cukup serius. Dalam proses membawa ke rumah sakit, J dibantu oleh seseorang pria yang berada di lokasi,” Jevries menceritakan.

Jevries mengatakan, setibanya di RS Siloam, korban dan AS langsung mendapatkan penanganan medis oleh pihak rumah sakit. “Korban waktu itu sudah menggunakan alat bantu pernafasan (oksigen). Setelah kurang lebih satu jam di rumah sakit, korban menghembuskan nafas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.

Menurut Jevries, setelah korban meninggal dunia, Gres meneleponnya meminta untuk menyampaikan kabar duka itu ke orang tua korban. “Saya sampaikan ke mamanya juga bapaknya. Disitu bapaknya juga menyampaikan ke saya kalau ini kenyataan dan takdir yang harus diterima. Setelah itu, orang tua korban meminta bantuan untuk mengurus jenazah korban hingga tiba di Kota Sorong,” bebernya.

Ia mengungkapkan, karena kenal baik dengan korban, dirinya dan keluarga secara ikhlas menolong memulangkan jenazah korban hingga ke Kota Sorong untuk disemayamkan.

“Sampai di Sorong kami diminta untuk ke pihak kepolisian agar jenazah korban divisum atau otopsi. Tapi memang pihak kepolisian tidak punya kewenangan untuk itu, yang mana upaya visum dan otopsi harus dilakukan di rumah sakit terdekat di Kalimalang. Kerena memang sudah begitu prosedurnya, saya tidak bisa berbuat lebih,” jelasnya.

Bahkan dikatakan Jevries, mereka dan keluarga korban sudah berbicara di Mapolres Sorong Kota yang difasilitasi oleh reskrim untuk proses pemakaman jenazah korban.

“Disitu tidak ada masalah apa-apa. Tetapi pada malam harinya, saya ditelephone oleh bapak Eli yang merupakan keluarga korban, yang memaki kami habis-habisan. Bapak Eli menyebutkan kalau mereka menemukan fakta lain dalam kematian korban dan kami tidak tahu sumbernya dari mana. Dia juga menyampaikan anak-anak ini yang melakukan tindakan kejahatan terhadap korban,” jelasnya.

Tak cukup memaki katanya dia, ada sejumlah oknum yang telah melakukan pengrusakan terhadap rumahnya yang berlokasi di Jalan Kilang Blok B, Km.9,5 Kota Sorong.

“Yang membuat kami tidak terima adalah kenapa mereka menyebut anak kami ini pembunuh? Sebagai orang tua, saya sama sekali tidak terima, karena ini murni lakalantas. Tindakan pencemaran nama baik dan pengerusakan rumah ini sendiri sudah kami laporkan kepada pihak yang berwajib,” tegasnya. *RON

Tampilkan Lebih Banyak

Artikel Terkait

Back to top button