Kapabar – Wacana diberlakukannya sistem belajar secara tatap muka, disetujui oleh kepala sekolah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri maupun swasta se-Kota Sorong.
Persetujuan terhadap diberlakukannya kembali sistem belajar secara tatap muka itu, diutarakan para kepala sekolah dalam pertemuan dengan Wali Kota Sorong di Gedung Samu Siret kompleks Kantor Wali Kota Sorong, Rabu (17/3).
Dala pertemuan yang membahas seputar proses belajar mengajar di sekolah itu, wali kota menanyakan kualitas pendidikan yang akan siswa terima, jika saja sistem belajar mengajar secara tatap muka kembali dilakukan. “Saya salut dan berterima kasih, karena semua kepala sekolah setuju sekolah tatap muka kembali dilakukan. Biarlah anak-anak kita cerdas dengan proses belajar tatap muka. Sebenarnya kalau boleh jujur, saya juga ragu kalau belajar mengajar dilakukan hanya lewat zoom,” aku wali kota.
Dengan persetujuan kepala sekolah dan tenaga pengajar jelas wali kota, sekolah tatap muka akan kembali dilakukan, setelah Surat Keputusan (SK) Wali Kota Sorong sudah selesai dibuat dan diedarkan.
“Karena semua sudah sepakat, maka mekanisme dikembalikan ke kepala dinas pendidikan dan kebudayaan serta tenaga pendidik yang ada dan komite. Pokoknya diatur baik, protokol Kesehatan tetap harus diterapkan sesuai dengan aturan sekolah. Prosesnya bisa bergantian dan siswanya jangan terlalu banyak, jadi ada yang sekolah pagi dan ada yang sore,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Sorong Elisabeth Nauw yang juga hadir dalam pertemuan itu mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan sepanjang satu tahun pandemi COVID-19 di Kota Sorong, tidak sedikit keluhan menyangkut pendidikan.
Menurutnya, banyak anak-anak dan orangtua yang mengalami kendala, terutama mereka yang tidak mampu untuk belajar secara daring karena tidak memiliki fasilitas handphone. Sambungnya, guru juga kesulitan bagaimana mengukur kemampuan anak, melalui proses belajar daring.
Elisabeth juga mengingatkan masyarakat Kota Sorong untuk tidak khawatir menyekolahkan anak ke sekolah, mengingat, hidup dan mati manusia ada ditangan Tuhan.
“Saya bilang begitu bukan berarti kita tidak takut COVID-19, makanya saya juga setuju kalau protokol kesehatan tetap harus diperhatikan jika proses belajar secara tatap muka kembali dilakukan,” kata Elisabeth.
Pada kesempatan tersebut, Elisabteh juga meminta Wali Kota Sorong agar memberikan bantuan sarana prasarana penunjang baru guru, dalam proses belajar mengajar dimasa pandemi. “Saya harap guru-guru kita diperhatikan dengan baik, khususnya kesejahteraan dari tenaga-tenaga pendidik ini,” harap Elisabeth.*HMF