Cegah Malaria, Pemkot Sorong Distribusi 15 Ribu Kelambu Massal

Kapabar – Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong melalui Dinas Kesehatan Kota Sorong mendistribusikan sebanyak 15 ribu kelambu massal kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan wabah malaria.
Pendistribusian 15 ribu kelambu massa itu dilakukan Pemkot Sorong di Posyandu Bahagia yang berlokasi di Jalan Gurami, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, Selasa 7 Oktober 2025.
Walikota Sorong, Septinus Lobat mengatakan bahwa, Kota Sorong merupakan salah satu daerah di Papua Barat Daya terdampak endemis tinggi malaria, sehingga butuh kebijakan strategis guna menangani kasus malaria.
“Dinas Kesehatan harus meningkatkan layanan dengan berbagai upaya, dan pembagian kelambu ini adalah langlah konkret pemerintah,” kata Lobat.
Menurut Lobat, guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal maka harus diawali dengan perencanaan yang matang, kemudian implementasikan program perencanaan itu sesuai dengan kebutuhan.
“Saya memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan karena telah melaksanakan upaya pencegahan,” sebut Lobat.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jemima Elisabeth mengatakan malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Provinsi Papua Barat Daya pada umumnya masih menempati urutan atas dalam sepuluh besar penyakit di puskesmas- puskesmas atau layanan kesehatan lainnya, bahkan masih menyebabkan kematian.
“Eliminasi malaria di Kota Sorong ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2029, untuk itu upaya-upaya percepatan diperlukan agar Eliminasi Malaria pada tahun 2029 dapat terwujud,” jelas Jemima.
Jemima mengatakan perkembangan kasus malaria dari tahun 2021 hingga 2025 menunjukkan tren yang fluktuatif.
Jemima merincikan, berdasarkan data, tercatat sebanyak 766 kasus positif malaria pada tahun 2021.
“Dimana, angka ini kemudian mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada tahun 2022 yakni mencapai 1.749 kasus, atau meningkat sekitar 128,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” tambahnya.
Ia mengakui, kenaikan kasus berlanjut secara tajam pada tahun 2023, di mana jumlah kasus positif melonjak menjadi 3.831 kasus atau terjadi peningkatan sebesar 119 persen dibandingkan tahun 2022.
“Meskipun demikian, pada tahun 2024, laju kenaikan mulai melambat. Jumlah kasus malaria tercatat sebanyak 3.925 kasus, hanya naik sekitar 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, pada 2025 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasus positif malaria menurun menjadi 2.818 kasus, atau turun sekitar 28,2 persen dibandingkan tahun 2024.
“Salah satu upaya percepatan kita adalah dengan distribusi kelambu massal ke seluruh puskesmas,” ujarnya.
Menurut dia, kelambu berinsektisida secara efektif mengurangi jumlah nyamuk yang masuk ke dalam rumah dan menggigit manusia, terutama saat tidur. Dengan mengurangi gigitan nyamuk, secara signifikan dapat menurunkan risiko penularan malaria.
“Jika cakupan penggunaan kelambu tinggi, hal ini dapat mengurangi populasi nyamuk secara keseluruhan dan memperlambat penularan di tingkat komunitas,” pungkasnya. *RON




