Talk Show, BI Papua Barat dan Pemkab Kaimana Bahas Perekonomian
Kapabar – Bank Indonesia (BI) Papua Barat bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaimana membahas diseminasi laporan perekonomian Provinsi Papua Barat dalam acara talk show yang digelar di Hotel Grand Papua Kaimana, Senin (13/2).
Dalam acara yang bertajuk “Pemulihan Ekonomi Papua Barat dan Pengembangan Potensi Ekonomi Unggulan Kabupaten Kaimana” itu dihadiri Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy, Bupati Kabupaten Kaimana, Freddy Thie, Ketua PKK Papua Barat, Roma Waterpauw, unsur forkopimda Papua Barat dan awak media.
Dalam pemaparannya, Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy mengatakan, dari hasil asesmen yang dilakukan BI Papua Barat, sebagai tolak ukur kondisi perekonomian di Papua Barat.
“Kita ketahui bersama, kondisi Indonesia atau kondisi Papua Barat, tidak bisa dipisahkan dengan kondisi global, sehingga apa yang terjadi di global, berdampak ke Indonesia. Mulai dari pandemi covid-19, kemudian perang yang sampai sekarang masih berlangsung,” kata Rommy.
Dikatakan Rommy, dengan adanya gejolak secara global yang dampaknya dirasakan oleh Indonesia, hal itu berimbas pada pertumbuhan ekonomi Papua Barat. walaupun pada tahun 2022, masih mengalami pertumbuhan 2,01 persen.
“Kalau dari sisi lapangan usaha, dominan lapangan usaha (LU) pertambangan, penggalian dan industri. Hal ini menjadi PR bagi semua pihak untuk menyadari potensi besar yang ada di tanah ini, sehingga kita bisa melahirkan potensi baru, selain yang mendominasi selama ini,” kata Rommy.
Lanjut dari sisi ekspor, sambung Rommy, Papua Barat masih didominasi sektor migas. Secara neraca perdagangan, Papua Barat masih surplus karena ekspor lebih tinggi, dibandingkan impor.
“Kita harus mencari sumber yang lain, sehingga dominasi ekonomi dan dominasi ekspor Papua Barat bukan hanya dari sisi migas, tapi dari sektor yang lain,” terang Rommy.
Bicara tentang ekspor, ada 3 negara yang mendominasi tujuan ekspor Papua Barat seperti Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang. “Dari sisi perkembangan SSK Papua Barat, masih dalam koridor yang baik,” terangnya.
Dia menambahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 diangka 2,9 persen. Sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023, sebesar 4,5-5,3 persen.
“Kalau proyeksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat itu berkisar 3,0-3,8 persen. Namun, proyeksi inflasi Papua Barat 3 atau kurang lebih 1 persen,” rincinya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Kaimana, Freddy Thie mengatakan, ada beberapa hal yang ingin disampaikan, mulai dari profil singkat, pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, angka kemiskinan dan sasaran kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana.
“Kita tahu bahwa ekonomi tahun 2020 dan 2021, pasca covid-19 semua down. Bahkan Indonesia ataupun Dunia semua mengalami penurunan yang signifikan,” kata Freddy.
Pertama, tentang profil Kabupaten Kaimana pada tanggal 12 April 2023 akan berusia 20 tahun. Di usia 20 tahun itu, kalau diibaratkan seperti manusia yang sedang gagah dan kuat.
“Di usia yang muda, yang gagah dan kuat ini, kami harus berlari cepat menjadikan Kaimana salah satu kabupaten yang termaju di Papua Barat. Kaimana terdiri dari 7 distrik, 2 kelurahan dan 84 kampung,” rinci Freddy.
Luas Kaimana, sambung Freddy, kurang lebih 36.000 kilometer persegi, terdiri dari luas lautan dan luas daratan. Dengan luas daratan kurang lebih 18.500 kilometer, sisanya lautan.
“Kalau bicara tentang pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia, saya bilang bilang dua, mata uang yang tidak bisa kita pisahkan. Kenapa demikian? Kalau bicara manusia hidup sejahtera, maka ekonomi juga harus oke,” paparnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS, rinci dia, pada tahun 2017 : 5,76 persen, tahun 2018 : 5,58 persen, tahun 2019 : 3,71 persen, tahun 2020 : 2,83 persen, tahun 2021 : 2,10 persen, tahun 2022 : 1,12 persen. “Itu data yang dikeluarkan BPS, dan pada tahun 2020 dan 2021 kami mengalami penurunan akibat pandemi covid-19,” katanya. *RON