Misool Baseftin Gencar Kampanye #PlastikTaraAsik
Kapabar – Menyadari akan bahayanya sampah plastik terhadap ekosistem, Yayasan Misool Baseftin gencar melakukan kampanye #PlastikTaraAsik sejak setahun belakangan ini.
Campaign Coordinator Yayasan Misool Baseftin, Pretty Christina mengatakan, pihaknya telah aktif berkampanye #PlastikTaraAsik sejak Oktober 2021 dan diikuti kegiatan clean up pada Februari 2022 di lima titik di Kota Sorong.
“Hampir setahun kami mengkampanyekan #PlastikTaraAsik. Dan, kegiatan ini akan terus kami lakukan nantinya ke sekolah-sekolah, dinas pemerintahan yang melibatkan pelaku usaha di Kota Sorong,” ujar Pretty saat ditemui Kapabar di kantornya Jalan Puncak Arfak, Kampung Baru, Kota Sorong, Sabtu (17/9).
Dikatakan Pretty, adapun tujuan mereka mengkampanyekan #PlastikTaraAsik ialah sebagai pemberitahuan kepada masyarakat terkait konsumsi berkelanjutan dalam hal ini pengurangan konsumsi plastik sekali pakai.
“Itu fokus kami ya! Karena plastik sudah sangat mengancam ekosistem kita. Saya berbicara demikian karena ada datanya. Sudah ada loh ikan di laut yang tercemar oleh mikro plastik, kami bawa datanya dari Pulau Jawa. Bahkan, kami sudah lakukan penelitian sederhana dan menemukan sampah mikro plastik di saluran pencernaan ikan di perairan Sorong,” terang Pretty.
Dengan adanya penelitian tersebut, kata Pretty, diharapkan masyarakat Sorong lebih menyadari karena kasusnya bukan lagi di Jawa tapi sudah di depan mata dan terjadi beberapa waktu yang lalu.
“Kalau tidak aware sekarang, kita mau makan ikan yang terkontaminasi dengan mikro plastik? Walaupun tidak kelihatan secara langsung dampaknya, tapi kita bicara efek jangka panjang kedepannya. Kita tahu kalau di Sorong masyarakatnya gemar mengkonsumsi makanan laut dalam jumlah banyak dan hampir setiap hari, misalnya dalam waktu 5 atau 10 tahun nanti kita tidak akan tahu ada gelaja penyakit apa dalam tubuh,” ungkap Pretty.
Berdasarkan pengalamannya, Pretty mengakui di laut itu sampah plastik sangat mendominasi dan butuh waktu yang cukup lama hingga bertahun-tahun agar sampah plastik bisa terurai menjadi mikro plastik.
“Itu tidak bisa hilang, itu tetap menjadi sampah juga hanya wujudnya saja yang lebih jadi lebih kecil. Kalau di media sosial foto Raja Ampat cantik, coba lihat lebih dalam lagi itu banyak sampah plastik. Kita tidak bisa menciptakan lagi apa yang sudah ada di Raja Ampat, yang kita bisa menjaganya, karena ini aset yang berharga. Kalau aset ini hilang, terus apa yang bisa kita banggakan lagi,” ujarnya.
Dia menambahkan, sejauh ini, untuk mensukseskan kampanye #PlastikTaraAsik mereka juga melakukan kolaborasi dengan seniman mural dan dokumenter di Sorong Raya.
“Kami tahu potensi anak-anak di Sorong untuk art itu bagus sekali, makanya kami gadeng mereka. Kedua, kenapa kami bikin dokumenter, seperti film Perajut Harapan, karena hal ini mudah dicerna masyarakat dan kami jadikan sebagai media kami memberikan edukasi,” bebernya.
Dia berharap, kampanye #PlastikTaraAsik mampu menyadarkan masyarakat tentang bahayanya sampah plastik. “Ini tentang kesadaran diri masing-masing sih. Sesimple bawa tumbler atau tempat minum kemana saja agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” tandasnya. *RON