
Kapabar – LBH Gerimis melaporkan dua oknum TNI AD berinisial Praka S dan Serda A ke Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD), karena diduga telah menganiaya Moses Yewen, Sabtu (10/4).
Yosep Titirlolobi yang merupakan Direktur LBH Gerimis sekaligus kuasa hukum dari Moses Yewen, menyayangkan tindakan arogan yang dilakukan oleh dua oknum TNI AD di Fef, Ibu Kota Tambrauw. Apalagi lanjut Yoseph, yang menjadi korbannya bukanlah orang sembarangan, yang mana beliau adalah tuan tanah atau pemilik tanah dari lokasi yang akan menjadi tempat didirikannya kodim.
“Bagaimana kodim mau berdiri dan masyarakat mencintai kodim maupun TNI, bila oknum TNI yang tidak paham hukum melakukan pemukulan dan menyeret klien saya hingga kurang lebih 100 meter. Apalagi, klien saya ini kondisi fisiknya sudah tidak normal lagi. Bisa dilihat sendiri, klien saya mengalami luka dan lecet,” sesal Yoseph.
Atas kejadian itu, Yoseph tidak menampik bahwa pihaknya baru saja melaporkan tindak penganiayaan tersebut kepada POMAD. “Tadi kami juga telah melakukan visum dan dalam waktu dekat kami sudah mengambil hasilnya. Kami juga sudah menindak lanjuti kejadian ini ke POMAD, dengan tujuan agar oknum-oknum TNI AD yang angkuh ini bisa mendapatkan sanksi atas perbuatan yang telah mereka lakukan,” jelas Yoseph sembari berterima kasih kepada POMAD yang sudah merespone dengan baik dan banyak membantu mereka dalam proses pelaporan.
Sementara itu terkait kronologi kejadian, Yoseph menceritakan bahwa awalnya, korban bersama iparnya pergi ke rumah makan milik anggota TNI AD. Dimana saat itu sambung Yoseph, Moses kemudian bersenda gurau dengan pemilik warung.
Namun jelas Yoseph, oknum TNI AD yang yang baru saja dipindahkan ke Fef sebagai tim satgas, mereka tersinggung dengan candaan itu dan serta merta melakukan pemukulan serta penyerangan terhadap korban.
Terkait informasi bahwa klinenya sedang konsumsi miras, Yosep membantahnya dengan mengatakan hal itu tidaklah benar. “Beliau dalam kondisi sadar, buktinya saat tiba tidak ada bau miras baik di POM maupun saat melakukan visum. Jadi itu alibi saja. Kalau bisa danyonnya di ganti sekalian saja. Kenapa saya bilang begitu, karena banyak danyon yang bagus dan bisa berbaur dengan masyarakat. Kemudian dua oknum itu diproses dan diganti saja, tidak berguna. Gunakan saja Danramlin yang bisa menyatu dengan masyarakat dan tidak melakukan pemukulan,” pinta Yoseph.
Pada kesempatan yang sama Yosep juga membantah informasi yang mengatakan bahwa kedua oknum TNI tersebut hanya mengamankan Moses, dengan menunjukkan luka di telapak tangan kiri dan lutut kiri kliennya.