Ekonomi Bisnis

Torang Locavore, BI Papua Barat : Ingin Capai Kemandirian Pangan Lokal

Kapabar – Akhir dari program Tim Pengadilan Inflasi Pusat (TPIP) tahun 2024, digunakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat depan mengadakan kegiatan
kegiatan Torang Locavore di Aimas Hotel & Convention Centre, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, pada tanggal 25-26 Oktober 2024.

Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Setian menyebutkan bahwa, alasan diadakannya kegiatan Locavore, karena BI Papua Barat ingin mencapai kemandirian pangan lokal.

“Kemandirian pangan lokal tersebut bisa dicapai dengan melakukan sinergi bersama baik dari pihak pemerintah daerah, BI, Tim TPID, Bulog, pelaku usaha, petani, nelayan maupun masyarakat, melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” kata Setian.

Dikatakan Setian, program GNPIP terdapat 9 kegiatan yang dirumuskan oleh TPIP dan beberapa kegiatan telah dilakukan oleh BI Papua Barat di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.

“Pertama, kegiatan dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan dari lokal. Kami juga mulai memikirkan hilirisasi dari produk pangan lokal,” ujar Setian.

Selain itu, ungkap Setian, BI Papua Barat juga melakukan kegiatan Petatas yakni berupa pelatihan bagi para petani secara berkualitas.

“Kemudian, kami juga menjaga ketersediaan pasokan dari luar. Ini kami lakukan melalui berbagai kegiatan kerja sama antar daerah secara intra provinsi baik Papua Barat maupun Papua Barat Daya,” jelas Setian.

Selanjutnya, sambung Setian, BI Papua Barat juga menjaga kelancaran retribusi oleh tim TPID,
seperti subsidi dan insentif dalam rangka memfasilitasi distribusi pangan.

“Disini, kami juga melakukan kegiatan memfasilitasi sarana transportasi kepada mama-mama Papua untuk distribusi pangan dari tempat produksi ke pasar,” papar Setian.

Tak hanya itu, ujar Setian, pihaknya juga terus berupaya dalam menjaga keterjangkauan harga melalui berbagai kegiatan seperti gerakan pasar murah maupun pembentukan toko inflasi, di Kabupaten Manokwari telah hadir Kipra dan di Kabupaten Sorong telah hadir Kipma.

“Kedua toko ini, tempat kami kami dalam menjaga penyeimbangan harga di pasar, supaya harga pasar tidak terlalu tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat. Terus, kami berupaya dalam meningkatkan koordinasi dan menggaungkan konsumsi pangan lokal melaui kegiatan Torang Locavore,” terangnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Papua Barat Daya diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekbang George Yarangga menyampaikan Papua Barat Daya adalah wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam khususnya pangan lokal seperti sagu, keladi, ubi, pisang, ikan dan hasil laut lainnya.

“Namun, meskipun pangan lokal ini melimpah, pola konsumsi masyarakat masih didominasi oleh beras dan pangan impor lainnya. Hal ini menimbulkan tantangan, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat tetapi bagi stabilitas ekonomi,” ujar Yarangga.

Yarangga mengatakan, mengingat ketergantungan pangan impor yang rentan, terhadap fluktuasi harga global. Isu kemandirian pangan menjadi sangat relevan, dalam konteks ini.

“Meskipun kita memiliki potensi yang besar, masih banyak produk pangan yang didatangkan dari luar. Tentunya, hal ini menciptakan tantangan besar dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Oleh karena itu penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah, instansi vertikal, masyarakat dan sektor swasta sebagai kunci mewujudkan kemandirian pangan yang berkelanjutan,” ungkap Yarangga.

Menurut Yarangga, kegiatan Locavore merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan menanam, tanaman pangan mandiri di pekarangan untuk tetap menjaga ketersediaan pasokan, memasak makanan dari bahan lokal yang segar dan memakan hasil pertanian sendiri.

“Serta membeli dan menjual pangan lokal untuk mendorong perekonomian daerah dan stabilisasi harga di pasar. Dengan cara ini, kita akan memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung ekonomi lokal, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” bebernya. *RON

Tampilkan Lebih Banyak

Artikel Terkait

Back to top button