Sorotan

6 Putra Asli Papua Barat Diberhentikan dari IPDN Jatinangor, PA GMNI : PJ Gubernur Jangan Malas Tau Dan Pencitraan Terus

Kapabar – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD PA GMNI) Papua Barat Yosep Titirlolobi, S.H mengkritisi sikap Pejabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw yang terkesan tutup mata dengan status 6 anak putra asli Papua asal Papua Barat yang diberhentikan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Dijelaskan Yosep, seharusnya PJ Gubernur Papua Barat turut membantu dan memperjuangkan nasib 6 orang anak asli Papua, bukan duduk diam sebagai orang nomor satu di Papua Barat. Menurutnya pj gubernur harus melihat keluhan orang tua Praja IPDN asal Papua barat yang menangis dan sedih karena nasib anak mereka.

“Lucunya saat hendak ditemui, pj gubernur ini paling susah dicari, padahal beliau Pj ada di Jakarta. Tidak mungkin seorang pj gubernur tidak tau masalah ini, kalau pura-pura tidak tau yah mungkin. Yang kita sesalkan, urus Papua Barat Daya paling rajin, tapi urus nasib putra daerah sendiri saja susah,” sesal Yosep.

Dalam wawancaranya, Yosep juga menyayangkan pemberhentian 6 putra asli Papua dari IPDN pada tanggal 4 September 2022 lalu. Padahal menurut informasi yang ia terima, 6 anak asli Papua ini diberhentikan secara sepihak oleh pihak IPDN melalui rapat senat tanpa memberikan hak bicara atau hak menjawab.

Hal inilah yang sangat disesalkan Yosep, karena pemerintah Papua Barat seakan-akan lepas tangan terhadap masalah ini. Seharusnya lanjut Yosep, pj gubernur bisa mengambil langkah cepat untuk membantu anak-anak Ini, apalagi mereka lolos ke IPDN masuk lewat afirmasi otsus.

“Inikan anak-anak kita, kalau tidak dibantu oleh pj gubernur, siapa lagi yang akan membantu mereka,” keluh Yosep yang meyakini pj gubernur seharusnya sudah mendapatkan tebusan tanggal 4 September 2022 dari Rektor IPDN.

Lanjut Yosep, menurut informasi yang ia terima dari para orang tua, dengan IP 3, 6 praja ini dapat dikatakan pintar. Apalagi sambung Yosep, saat ini mereka sudah berada di tengah jalan dalam menempuh pendidikan di IPDN.

“Berdasarkan data yang kami miliki, 6 anak asli Papua yang diberhentikan ini bermarga Wanma, Asmuruf, Kirihio, Asyerem, dan Aiporomari. Sangat disayangkan kalau proses pendidikan IPDN mereka putus di tengah jalan, apalagi rata-rata orang tua mereka bekerja hanya sebagai petani biasa,” tandas Yosep.*HMF

Tampilkan Lebih Banyak

Artikel Terkait

Back to top button

This will close in 10 seconds